Pacar Polos Enak di Ngentot
Perkenalkan nama Hamit, aku kuliah di salah satu perguruna tinggi swasta di Jakarta, aku punya pacar namanya Vera, aku kenal Vera dari teman SMAku dulu, aku baru jadian dari dua minggu lalu, karena kami di universitas yang sama jadi setiap hari kita bareng bareng terus, Vera mempunyai badan yang tinggi, kulit mulus, bibir titpis, hidung mancung, sempurna deh, senang sekali aku punya pacar seperti dia.
Aku kenal Vera bisa dibilang singkat karena memakan waktu kurang dari satu bulan dari kenalan kemudian kita jadian, berterimakasih kepada teman SMA dulu yang mencomblangi aku dan Vera, tapi dari pertama kita lihat memang dari awal kita sama sama suka, karena dari itu mungkin penyebabnya kita bisa cepat jadian. Hehehe…
Dalam berpacaran kita jarang bertengkar, dia selain cantik memang baik kepadaku, Vera memang pribadi yang asik dan seru bila diajak berbicara berlama lama, tapi dari awal aku menebak dia seorang pendiam, lama kelamaan jalan sama dia ternyata tebakanku salah, kita sering jalan berdua kadang nonton bioskop atau hanya sekedar nongkrong di cafe.
Hubungan aku dan Vera tanpa terasa sudah berjalan selama enam bulan. Memang belum terlalu lama, tapi untuk ukuran aku yang lumayan playboy dan suka ganti-ganti cewek, enam bulan adalah waktu yang cukup lama untuk berpacaran dengan satu wanita saja. Ada banyak hal yang membuat aku tetap bertahan dengan Vera, salah satunya karena sepertinya ia bukan tipe wanita penggila sex seperti kebanyakan wanita yang pernah aku deketin dulu. Kasih sayang yang diberikan Vera pun terasa tulus untuk aku. Selama enam bulan pacaran, aku bahkan belum sekali pun mencium bibir Vera. Mungkin ini yang orang bilang cinta, pikir aku.
Waktu menunjukan pukul 11:45 malam. Kebetulan esok adalah hari ulang tahun aku, dan aku masih sibuk sendiri dengan video game yang aku mainkan di kamar. Vera sendiri udah pamit tidur dari jam 9 tadi. Daripada bengong sendiri, aku main game aja sampai pagi. Berhubung besok pun hari Sabtu, dan kosan sepi karena banyak yang sibuk dengan pacar atau teman masing-masing.
Saat aku sedang sibuk-sibuknya dengan video game aku, mendadak hape berbunyi yang membuat aku cukup kaget. Rupanya ada pesan masuk, dari Vera sepertinya. Sayang, selamat ulang tahun ya!, begitu pesan singkat yang dikirimkan Vera tepat di pukul 12 malam. Begini doang nih? Kayak gak niat banget ngucapinnya… gerutu aku dalam hati. Tanpa membalas pesan tersebut, aku lanjutkan saja permainan game aku. Sampai ada pesan masuk satu kali lagi.
Hmm, buka pintu kosan kamu dong… Aku mengerutkan dahi membaca pesan singkat dari Vera tersebut. Dengan cepat aku bangun dari duduk aku dan menuju pintu kamar. Begitu aku buka pintu, aku dapati Vera sedang berdiri tersenyum sambil memegang kue dan tiga lilin menyala diatasnya. Selamat ulang tahun, sayang. Ucap Vera sambil mengecup pipi aku. Aku yang masih kaget, cuma bisa bengong. Aku gak boleh masuk nih? Tanya Vera.
Oh iya, ayo masuk… Ujar aku. Ngapain sih kamu malem-malem ke sini, ngerepotin aja…
Ya gak apa apa dong, namanya juga pacar ulang tahun, kan setahun sekali. Hihihi… Jawab Vera dengan tawa kecilnya yang manis. Setelah duduk di atas kasur aku, Vera mengeluarkan piring kertas dari dalam tasnya, dan segera memotong kue yang ia bawa.
Nih kuenya, kue kesukaan kamu kan cheesecake rasa blueberry? Kata Vera sambil menyodorkan kue.
Aku mengangguk sambil mengambil kue tersebut dan memakannya.
Kamu jam segini di luar, nanti pulangnya gimana? Tanya aku. Kosan kamu kan jam 11 malem udah dikunci pagernya?
Hmm, gak tau. Jawab Vera diiringi tawa renyahnya. Kalo aku nginep disini dulu sampai nanti pagi, boleh gak?
Ya boleh aja sih kalau mau, aku bisa tidur di lantai aja pakai karpet.
Beneran? Tapi masa ada aku, kamunya malah main game? Tanya Vera sambil cemberut melihat layar komputer aku yang masih menyala.
Hehehe, ya enggak lah. Jawab aku sambil mematikan komputer.
Vera pun beranjak dari kasur ke kamar mandi sambil membawa tas ransel yang ia bawa. Tidak sampai lima menit, ia keluar mengenakan kaos dan celana pendeknya untuk tidur.
Malam itu, aku habiskan dengan mengobrol banyak bersama Vera diiringi gelak tawa dari kami berdua. Berbagai hal kami bicarakan sambil sesekali aku merangkul Vera, dan ia mengecup pipi ku sesekali.
Ngomong-ngomong, aku ulang tahun, kadonya mana?
Oh iya, duh, Tampak muka Vera bingung. Tadinya aku mau kasih kamu kado, sepatu, tapi aku pesan online dari minggu lalu, sampai hari ini gak sampe juga sepatunya. Jawab Vera memelas.
Maaf ya sayang ya… Tambah Vera.
Hahaha, gak apa, aku cuma becanda kok. Jawab aku.
Vera lalu tertunduk diam. Aku pun merasa gak enak hati karena meminta kado. Padahal dia sudah datang malam-malam membawa kue pun sudah sangat cukup buat aku. Eh, kok jadi sedih. Dibilang gak apa-apa juga Kata aku sambil mengangkat dagu Vera yang tertunduk.
Vera hanya tersenyum kecil.
Aku punya kok kado buat kamu… Kata Vera, Tapi kamu harus tutup mata. Pinta Vera.
Dengan cepat aku pun menutup mata karena penasaran dengan kado apa yang akan ia berikan.
Sebentar ya…
Tiba-tiba terasa sesuatu begitu lembut dan hangat menempel di bibir aku. Saat aku buka mata, ternyata Vera tepat ada didepan aku, memberikan ciuman pertamanya dengan pelan.
Seketika itu juga birahi aku langsung naik. Aku yang selama ini tidak menyimpan nafsu sedikitpun, mendadak punya banyak niatan setan dalam kepala aku yang masih aku coba tahan.
Ciuman dari Vera bertahan semakin lama dan semakin panas begitu aku coba memasukan lidah aku ke dalam mulut Vera. Terdengar desahan nafas Vera yang memberat saat aku menarik tubuhnya agar semakin dekat dengan tubuh aku. Bisa aku rasakan Vera berdegup kencang, begitupun aku, terasa seperti baru pertama kali melakukan hal ini meski aku sudah sering merasakannya dengan wanita sebelum Vera.
Meski ada sedikit keraguan, aku coba untuk meloloskan tangan aku ke dalam baju Vera. Aku usap pelan perut Vera sambil tubuhnya aku arahkan untuk tidur di kasur aku. Tangan aku pun semakin berani untuk meremas payudara Vera yang menyembul dari balik bra-nya. Remasan pelan aku memberi pengaruh besar bagi Vera. Nafasnya semakin tak beraturan, di dahinya terlihat beberapa titik air keringat. Aku tidak memedulikannya, kali ini ciuman aku turunkan ke leher. Vera sesekali menggelinjang karena geli namun tidak sedikitpun usaha untuk menghentikan apa yang aku lakukan.
Aku pun berusaha untuk menarik baju Vera ke atas dan membuka branya agar semakin leluasa menjamah tubuh Vera yang sintal dan putih itu. Vera sepertinya berpikiran yang sama dengan melepaskan baju aku. Ia langsung menyerang leher aku begitu baju aku terbuka. Aku berusaha fokus untuk terus meremas payudaranya sambil sesekali memilin putingnya yang mungil berwarna pink.
Karena nafasnya Vera yang semakin tidak beraturan, aku pun turun kebagian payudaranya. Aku hisap putingnya yang kiri, sambil tangan aku meremas payudaranya yang kanan. Ritme remasan lembut, dengan hisapan kuat membuat Vera sesekali melenguh pelan.
Uhhh, sayang, hmm, pelan pelan sayang uhh…
Tangan aku pun ingin menjamah lebih jauh. Celana pendek Vera yang longgar membuat aku leluasa untuk mengusap paha sambil sesekali mengusap selangkangan Vera yang tertutup celana dalam.
Wah, udah basah nih… Ujar aku dalam hati.
Nafsu yang semakin tak tertahankan membuat aku membuka celana Vera dengan cepat. Vera sendiri mengangkat sedikit panggulnya sebagai tanda untuk melakukannya lebih jauh. Aku letakan tangan aku diatas vagina Vera yang sudah basah dari tadi. Vagina bersih tanpa bulu dengan labia pink merona yang cantik, membuat birahi aku semakin tak tertahankan.
Aku pun menciumi payudara Vera dan turun sedikit demi sedikit menciumi perutnya sampai ke atas vaginanya. Vera tidak berhenti melenguh sambil menoleh kekanan dan kekiri. Uhh sayang, aaahh…. Lenguh Vera sambil menarik rambut aku begitu lidah aku menempel di vaginanya yang harum. Aku mainkan klitorisnya dengan lidah, sambil aku masukan dua jari aku ke dalam vaginanya.
Sayangggg.. enak uuhhh, terus sayang, terussss…. Erangan Vera semakin jadi. Uhhh, aku mau keluar sayang, uuh… Tarikan Vera pada rambut aku semakin kencang. Vera pun orgasme untuk yang pertama kalinya dengan aku. Terdengar nafasnya yang terengah-engah. Aku pun tidur disampingnya sambil melingkarkan tangan diatas perutnya.
Uhh, sayang, kamu nakal deh… Kata Vera sambil mencium bibir aku sebentar.
Aku hanya tertawa kecil. Vera sepertinya mengerti bahwa aku masih belum tuntas. Tanpa diberi perintah, Vera kembali mencium leher aku. Namun kali ini, tangannya berusaha untuk meraih penis aku yang masih bersembunyi di dalam celana. Dengan cekatan Vera melepaskan celana aku, dan meremas pelan penis aku. Nikmat sekali.
Sekarang gantian ya, kamu diem aja, aku yang kerja… Ujar Vera sambil tersenyum dan pindah ke atas penis aku. Dijulurkan lidahnya di ujung penis aku sambil tangannya tetap meremas pelan. Hmm, iya sayang, uhh… Lenguh aku saat penis aku masuk seluruhnya ke dalam mulut Vera.
Vera terlihat begitu menikmati penis aku, dikeluar masukannya penis aku dari dalam mulutnya sambil sesekali lidahnya memutari penis aku didalam mulutnya. Sensasi yang begitu luar biasa.
Setelah beberapa menit melakukan oral, Vera sedikit menaikan tubuhnya. Kali ini, ia menjepit penis aku diantara payudaranya. Aku hanya bisa takjub dengan permainan Vera. Tidak aku sangka, ternyata pacar aku yang selama ini aku kira pendiam bisa sangat liar diatas ranjang.
Ahhh, enak yang, iya gitu, ahhh terus yaa ahh yang ahh…. aku benar-benar merasakan nikmat yang tiada tanding meski hanya dari payudara dan sedikit permainan lidah Vera di penis aku.
Aku yang sudah semakin horny karena perlakukan Vera pun menarik tubuhnya ke atas aku lalu membaliknya agar ia ada di bawah aku.
Kali ini, aku masukin biar kamu yang keenakan kayak aku tadi… Ucap aku sambil mengecup bibir Vera. Ia hanya tersenyum. Sayang, ada kondom gak? Aku gak mau ah kalau gak pake kondom… Tanya Vera. Aku hanya terdiam berusaha mengingat apakah masih ada kondom yang aku simpan. Vera kembali tersenyum sambil tangannya meraih tasnya yang ada di samping kasur.
Nih, kado buat kamu yang lainnya… Kata Vera manis sambil menepuk pipi aku dengan kondom berwarna hitam. Ngerti juga soal kondom pacar aku ini, dipilih yang bisa bikin tahan lama. Tau aja cewe gw kalo gw ga tahan lama ………Hmm, makin terangsang dan gak sabar aku buat nikmatin tubuh pacar aku sendiri.
Wah, emang ini ya tujuan dan niat kamu kesini? Tanya aku sambil meraih kondom dari tangan Vera. Iya memang, gak suka? Tanya Vera meledek aku.
Suka dong… Jawab aku sambil memasangkan kondom ke penis aku yang masih tegang menantang. Begitu kondom sudah terpasang, aku langsung kembali menindih Vera sambil mencium bibirnya. Tangan Vera dengan tidak sabar menuntun penis aku tepat di depan vaginanya. Dengan pelan, aku masukan penis aku sedikit demi sedikit.
Uhh, sayanggggg…
Vera terlihat sedikit terkejut diawal, mungkin karena ukuran penis aku yang memiliki diameter lumayan besar, sehingga agak sulit untuk memasukan ke vaginanya di awal. Hmmm, sayangg aaahh, terus sayanggg…. Vera melenguh kencang sambil menarik punggung aku supaya semakin dekat dengannya.
Aku naik turunkan pinggul aku pelan, aku nikmati hangat, dan kencangnya vagina Vera yang sedang meremas gemas penis aku di dalamnya, rasanya nikmat banget. Terlihat Vera sendiri menikmati sekali dari nafasnya yang kembali tidak beraturan.
Tangan Vera meremas seprai kasur aku setiap kali penis aku menghujam vaginanya dengan liar. Wajahnya memerah merona, keringat terlihat jelas semakin banyak di sekitar dahi dan pipinya. AARGGGHH, sayangggg… aku… mau keluar aarrrggghh…. Suara Vera semakin melengking begitu orgasmenya yang kedua ia alami.
Kali ini aku percepat genjotan penis aku ke dalam vaginanya. Semakin mendekati klimaks, semakin dalam aku hujam vagina Vera. Aku juga mau keluar sayanggggg. Sebentar lagiiii… Saat aku menggenjot semakin kuat, secara tiba-tiba Vera membalikan tubuhnya agar ia di atas dan aku ada dibawahnya. Alih-alih melanjutkan genjotan aku, Vera melepaskan kondom dari penis aku dan memasukan penis aku ke dalam mulutnya.
Usapan lidahnya semakin membuat aku tidak sanggup menahan bendungan sperma di dalam penis aku yang berusaha untuk keluar dengan cepatnya. Lidah Vera dengan penuh nafsu menyapu habis seluruh permukaan penis aku dan membenamkan dalam mulutnya. Aku keluar sayang… AARGGGGHH dan semburan sperma hangat dari dalam penis aku memenuhi mulut Vera yang langsung ia telan seketika. Dengan telaten, Vera membersihkan penis aku dengan mulut dan lidahnya. Terasa begitu nikmat untuk menutupi kado ulang tahun aku kali ini.
Gimana yang? Cukup gak kado ulang tahunnya? Tanya Vera sambil tersenyum dan mencubit perut aku. Cukup? Kuranglah. Nanti lagi kalau aku udah gak capek… jawab aku sambil memeluk guling disamping aku. Huu, dasar… Ujar Vera sambil berdiri dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Malam itu pun kita berdua habiskan dengan mengulangi hal yang sama sampai pagi. Aku pun akhirnya tahu bahwa ternyata Vera memiliki nafsu yang cukup tinggi. Meski begitu, aku tetap mencintai Vera seperti sebelumnya, tanpa ada yang berubah, justru sebaliknya semakin bertambah.